BSIP NTB KERJASAMA KOMISI IV DPR RI SELENGGARAKAN BIMTEK DI KABUPATEN SUMBAWA
Dalam rangka mendukung produksi benih tanaman terstandar untuk peningkatan produktivitas dan penyediaan pangan di tengah ancaman anomali iklim, BSIP NTB kerjasama Komisi IV DPR RI menyelenggarakan Bimbingan Teknis “Standar Produksi Benih Tanaman Mendukung Peningkatan Produktivitas dan Penyediaan Pangan di NTB” di Aula Kantor Desa Empang Atas, Kabupaten Sumbawa, Rabu (8/8/2023).
Hadir dalam acara tersebut, Anggota Komisi IV DPR RI, Tim BSIP NTB, Kepala Dinas Pertanian Kab. Sumbawa, Kepala BPSB NTB, Camat Empang, Kepala Desa Empang Atas, Penyuluh Pertanian & POPT, dan para Petani.
Dalam arahannya, Anggota Komisi IV DPR RI (Dr. H. Muhammad Syafrudin, ST., MM) menyampaikan terima kasih kepada petani karena petani adalah penopang ketahanan negara.
HMS berharap bimtek ini dapat bermanfaat dan menambah spirit untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan menopang ketahanan pangan di indonesia.
"Selagi ada matahari tidak boleh ada yang kehilangan harapan"
Kepala BSIP NTB (Dr. Ir. Awaludin Hipi, M.Si) berharap petani bisa aktif dan bersemangat mengikuti bimtek, dan mendapatkan banyak ilmu yang bermanfaat kepada petani untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Kepala Balai juga mengenalkan varietas unggul baru padi, jagung, kedelai untuk menghadapi elnino, seperti VUB Padi berumur genjah, salinitas tinggi dan tahan hama & penyakit untuk mendongkrak produktivitas pertanian di kabupaten sumbawa
Kepala Balai juga mensosialisasikan Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) yang merupakan transformasi dari Badan Litbang Pertanian sesuai dengan Perpres No. 117 tahun 2022 dan juga tugas pokok BSIP NTB yaitu “Melaksanakan penerapan dan diseminasi standar instrumen pertanian spesifik lokasi”.
“Tujuan standar sesuai UU 20 tahun 2014 adalah untuk meningkatkan jaminan mutu, efisiensi produk, daya saing nasional, persaingan usaha yang sehat; Meningkatkan perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja, dan masyarakat lainnya; meningkatkan kepastian, kelancaran dan efisiensi transaksi”. Kalau dulu tusi kami penelitian dan pengkajian, di badan baru BSIP ini levelnya lebih tinggi yaitu menyiapkan, merumuskan dan membuat standar instrumen (fisik, biologi, dan sistem) pertanian.
Kepala Dinas Pertanian Sumbawa (Ir. Ni Wayan Rusmawati, M.Si) menyampaikan bahwa kabupaten sumbawa merupakan lumbung pangan nasional dengan potensi luas baku sawah 54.918 hektare, dan 90% jagung dikirim ke luar daerah. “Dengan potensi ini, diharapkan Sumbawa tetap menjadi lumbung pangan nasional. Ini berkat kinerja dari petani kita. Terima kasih kepada petani kita”.
Beliau juga berharap kegiatan bimtek ini dapat bermanfaat sehingga kedepan petani mampu berbudidaya dengan melakukan pertanian terstandar.
Camat Empang (Sirajudin, SH) mengucapkan selamat datang di kecamatan Empang, berterima kasih telah melaksanakan bimtek dan memohon maaf jika ada yang kurang berkenan. Beliau berharap seluruh peserta mengikuti dan mencermati bimtek dengan baik guna dapat diimplementasikan.
Selanjutnya penyampaian materi oleh para narasumber: 1). Prosedur dan Tata cara Sertifikasi Benih Tanaman Pangan oleh Ismaildin, SP (BPSB Kab. Sumbawa); 2) Standar Instrumen Produksi Benih Padi Inbrida oleh Sabar Untung, SP; 3) Standar Produksi Benih Kelapa oleh Eka Widyastuti, SP., M.Si. dan Praktek pembuatan Pestisida Nabati dan aplikasinya dan Pengenalan Agen Pengendali Hayati (APH) oleh Yurista Sulistyawati, SP., M.Sc.
Untuk mendukung penyediaan benih terstandar, Anggota Komisi IV DPR RI (Dr. H. Muhammad Syafrudin, ST., MM) menyerahkan benih VUB Padi Inpari 48 Blas kepada kelompok tani.
VUB Padi Inpari 48 Blas mempunyai keunggulan rata-rata hasil GKG sebesar 7.64 t/ha dengan potensi hasil 9.13 t/ha. Varietas ini juga memiliki ketahanan wereng coklat, agak tahan terhadap hawar daun bakteri, dan memiliki ketahanan terhadap 4 ras penyakit blas. Varietas ini memiliki rendemen beras pecah kulit berkisar 77.8% dan beras kepala 95.1%, tekstur nasi pulen dengan kadar amilosa setara Ciherang, yaitu besar 23.58%.
Diharapkan varietas ini dapat menjadi alternatif pengganti varietas Inpari 32 bagi petani untuk dikembangkan di lahan sawah irigasi